Master Cheng Yen Bercerita – Maudgalyayana Menolong Ibunya (049)

Sebagian besar warga etnis Tionghoa melakukan upacara penyeberangan pada bulan ketujuh imlek. Darimana tradisi ini berasal ? Sesungguhnya, semua ini berasal dari cerita pada zaman Buddha. Cuaca di India pada masa itu sangat panas. Saat musim panas, banyak cacing, ular dan serangga kecil lainnya akan keluar dari sarang. Buddha kuatir para murid-Nya yang bertelanjang kaki keluar dari vihara untuk menerima dana makanan akan menginjak dan melukai serangga atau sebaliknya terluka oleh serangga. Karena itu, demi keamanan para murid-Nya. Buddha menetapkan saat musim panas di India yakni dimulai dari tanggal 15 bulan 4 Candrasangkala para anggota Sangha harus berkumpul bersama . Mereka tidak keluar untuk menerima persembahan dan membabarkan Dharma. Selama masa itu raja, menteri dan para umat perumah tangga akan datang memberi persembahan makanan kepada Buddha dan anggota Sangha agar para anggota Sangha dapat melatih diri dengan tenang. Jadi selama 3 bulan itu dimulai dari tanggal 15 bulan 4 Candrasangkala hingga tanggal 15 bulan 7 Candrasangkala ditetapkan sebagai masa varsa. Selama 3 bulan itu ada orang yang menenangkan hati untuk merenungkan darimana kehidupan mereka berasal. Ini membuat mereka teringat pada orang tua mereka. Salah satunya adalah Maha Maudgalyayana.

Suatu ketika di masa varsa, Maha Maudgalyayana duduk bermeditasi. Beliau bersyukur atas budi luhur Buddha. Beliau juga memikirkan ibunya yang telah mengandungnya dengan susah payah. Sebelum beliau meninggalkan keduniawian. Ibunya telah meninggal dunia. Beliau sangat kuatir ..

Demikianlah Kisahnya : https://youtu.be/xpICzXghgms

Menurut kepercayaan tradisional bulan ke tujuh imlek dianggap sebagai bulan buruk. Ini tidak benar. Bulan 7 imlek merupakan bulan penuh berkah dan bulan penuh sukacita bagi Buddha karena pada saat ini banyak praktisi yang menyelami Dharma dan tercerahkan. Karena itu, Buddha merasa sukacita. Jadi kita harus memiliki keyakinan benar jangan percaya takhayul. Kepercayaan takhayul membuat kita mudah berbuat keliru. Lihatlah banyak orang masa kini yang melakukan upacara Ullambana di bulan tujuh imlek.

Apa makna dari upacara Ullambana ? Upacara Ullambana juga disebut upacara untuk “menolong yang digantung terbalik”. Namun orang zaman sekarang bukan hanya tidak menolong makhluk lain tetapi juga membunuh banyak hewan. Ketika ayam dibeli kakinya diikat dan digantung terbalik. Apakah ini berarti menolong yang menderita ? Bukan. Saudara sekalian, ini bukan menolong yang menderita ini disebut penindasan dan pembunuhan secara kejam. Bayangkan demi melakukan upacara penyeberangan banyak nyawa yang dikorbankan. Benih karma yang ditanami ini sungguh menakutkan. Jika ingin menolong mereka yang menderita mengapa kita tidak menolong sesama manusia ? Mengapa tidak berusaha menolong mahluk lain ? Lihatlah hewan-hewan yang digantung terbalik. Alangkah baiknya jika anda membebaskan mereka dari penderitaan dan ketakutan.

Ada pepatah Taiwan berbunyi, “Bagai bebek yang tidak tahu akan disembelih di bulan 7 imlek”. Kita hendaknya membiarkan hewan-hewan hidup aman dan tentram di habitat masing-masing sama seperti kita. Jika mereka dapat hidup aman dan tentram maka umat manusia juga dapat hidup aman dan tenteram. Singkat kata, Ullambana berarti membebaskan semua makhluk dari penderitaan. Untuk melindungi semua makhluk kita harus mengasihi mereka dan tidak tega membunuh mereka. Untuk itu, setiap orang hendaknya bervegetaris dan menjaga kemurnian hati untuk melestarikan bumi. Lewat pola hidup vegetaris kita menyelamatkan makhluk hidup. Inilah yang kini harus kita galakkan dengan sungguh-sungguh.