Master Cheng Yen Bercerita – Lima Indra Tak Sempurna (082)
Video Youtube : https://youtu.be/JgA-G1MxcD0
Apakah setiap niat yang kita bangkitkan adalah niat bajik yang dapat memberi manfaat bagi umat manusia ? Kita harus sangat bersungguh hati mempertahankan niat baik untuk memmberi manfaat bagi semua umat manusia ini. Jika niat ini tidak dijaga dengan baik, maka ia akan berjalan menyimpang sehingga timbullah ketamakan atau niat buruk. JIka demikian pikiran kita akan tercemar. Pencemaran ini bagaikan racun. Ia dapat menyebar dan bertambah tanpa henti. Karena itu kita harus mempertahankan niat baik untuk berbuat kebajikan dan memberi manfaat bagi umat manusia ini.
Kita juga harus mematahkan niat buruk agar pikiran kita senantiasa cemerlang. Jika pikiran kacau sedikit saja, maka kita tak dapat membedakan yang baik dan benar. Jika demikian, maka tanpa disadari niat buruk akan memenuhi pikiran kita. Niat buruk dapat membuat kita berjalan menyimpang. Di dalam Sutra Si Bijak dan si Bodoh, ada sebuah kisah seperti ini.
LIMA INDRA TAK SEMPURNA
Ada sepasang kakak adik. Si adik adalah pedagang sukses, sedangkan si kakak adalah seorang notaris yang sangat dipercaya oleh kalangan pejabat dan rakyat. Suatu hari ada seorang pria ingin turun ke dasar laut untuk mencari permata. Untuk itu ia membutuhkan banyak awak kapal dan sebuah kapal komersial. Karena kekurangan dana, dia lalu meminjam uang dari adik notaris. “Karena tidak tahu kapan kamu kembali, saya pinjamkan uang atas nama anak saya.”, “ Kamu dapat mengembalikannya kepada anak saya”. Sang kakakyang berprofesi sebagai notaris berkata “tidak masalah” . “ Saya sangat adil dalam menyelesaikan masalah”. “saya dapat menjadi penjamin untuk anakmu” Karena itu si adik merasa tenang untuk meminjamkan banyak uang kepada pria tersebut.
Saat dia berlayar, tiba-tiba terjadi angin ribut dan turun hujan lebat yang memorak porandakan kapal itu. Akhirnya kapal itu tenggelam. Hanya pria itu yang selamat. Dia pulang dengan tangan kosong, apa yang harus dilakukan ? Dia berpikir untuk memulai dari awal. Dia tidak berani meminjam uang lagi dari adik notaris. Dia meminjam uang dari keluarga dan teman-temannya. Dia kembali pergi berlayar. Kali ini dia membawa pulang banyak harta karun dan memperoleh keuntungan.
Bertahun-tahun berlalu, si adik pun meninggal dunia. Anaknya juga sudah bertumbuh dewasa. Suatu hari, dengan sangat sombong, pria yang berhutang itu melintas didepan rumah adik notaris. Anak muda itu seger keluar menyapanya dan bertanya, “ Apakah kamu datang untuk membayar hutang ? Pria itu menjawab “ Saya tidak berhutang padamu.” “Ada” “Dahulu kamu meminjam uang dari ayah saya” . Menyadari harus membayar hutang, pria itu lalu menyiapkan sebutir mutiara.
Setelah itu ia pergi mencari istri notaris. “Mohon nyonya membantu saya membujuknya agar saya tidak perlu membayar hutang ini” Sang istri menjawab “Tidak mungkin” “Mana mungkin saya meminta suami saya melakukan hal yang melanggar hati nurhani?”. Pria itu pun mengeluarkan sebutir mutiara yang lain. Sang istripun tergoyah, dan menyimpan kedua mutiara itu. Dia lalu memberitahu hal ini kepada suaminya. “ Tidak mungkin” “ Utang harus dibayar.” Ini sudah seharusnya” “Bagaimana mungkin saya melanggar prinsip ini? “ “ Saya sudah menerima mutiara dari orang.” “Jika kamu tidak setujuh, maka saya dianggap tidak bisa dipercaya.“ “Saya akan menggunakan nyawa saya untuk membayar hutang “. “Jika kamu enggan setuju, maka saya terpaksa mengakhiri hidup saya.” Sang kakak sangat serba salah. Akhirnya, dia mengabaikan hati nurhani nya.
Suatu kali, pria yang berhutang ini kembali melintas di rumah sang adik. Anak muda ini menghampiri dan bertanya “ Apakah kamu datang untuk membayar hutang ?” “Saya tidak berhutang pada mu” “Ada.” “Jika penjamin mengatakan saya pernah meminjam uang darimu, maka saya akan membayaranya” Mereka pun pergi mencari si notaris. Pamannya bertanya kepada keponakannya. “ada hal seperti ini?””Saya sudah lupa” “Paman, mengapa anda menjadi pikun sekarang?” Pamannya sangat marah “Kamu adalah keponakan saya” “Mana boleh kamu berbicara seperti itu kepada orang yang lebih tua? Si paman pun mengusirnya.
Mengapa Buddha menceritakan kisah ini ? Sesungguhnya ada sebuah kisah lain. Pada zaman Buddha hidup, ada seorang tetua yang memiliki lima anak perempuan. Beliau tidak memiliki anak laki-laki. Saat itu ada sebuah kebijakan negara berbunyi, “Tak peduli seberapa kaya dirimu, jika tak memiliki anak laki-laki, maka kelak semua hartamu akan menjadi aset negara. “ Sebelum tetua ini meninggal, istrinya sedang mengandung. Tetua ini memberitahu anak perempuannya ini, “ Kamu mohonlah pada Raja untuk menunggu hingga ibumu melahirkan baru mengambil keputusan”. Beberapa bulan kemudian, sang istri melahirkan anak laki-laki. Namun bayi itu tidak memiliki anggota gerak, tidak memiliki lidah, tidak memiliki mata, dan tidak memiliki telinga. Banyak orang membicarakannya. Anak perempuannya sangat pintar. Dia berkata, “ Meski terlahir tidak sempurna, tetapi dia tetaplah bayi laki-laki”
Rajapun menyetujuinya. Setelah hal ini terselesaikan, anak perempuan ini menceritakannya kepada suaminya. Suaminya pun bertanya-tanya jalinan jodoh seperti apa ini. Diapun bertanya kepada Buddha. Buddha menceritakan kisah yang saya ceritakan tadi. Karena itu kita harus tekun dan bersemangat serta dapat membedakan mana yang benar dan salah. Dalam mengambil sebuah keputusan, pikiran kita harus sangat tajam. Selain itu, kita harus bijak dalam mengambil keputusan. Ini sangat penting. Membedakan mana yang benar dan salah sangatlah penting. Banyak orang di jaman sekarang yang sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal yang mereka dengar sehingga tidak dapat membedakan mana yang benar dan salah. Karena itu, kita harus segera berbagi ajaran Buddha dengan orang-orang. Jika membiarkan pikiran tercemar, maka kelak kehidupan kita akan penuh penderitaan.
Demikianlah dituliskan kisahnya dari video Master Cheng Yen Bercerita – Lima Indra Tak Sempurna (082) https://youtu.be/JgA-G1MxcD0
Master Cheng Yen Bercerita : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
Setiap Sabtu 18.30 WIB; Tayang ulang: Sabtu 22.00 WIB, Sabtu (Minggu berikutnya) 06.00 WIB
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva