Master Cheng Yen Bercerita – Lentera Penuh Cinta Kasih (057)
Video Youtube : https://youtu.be/AQHuN-noQbU
Arah pikiran kita harus lurus. Jika pikiran kita lurus. Maka arah kita tidak akan menyimpang. Dalam hidup ini, kita harus belajar agar pikiran kita tidak ada niat menyimpang. Sebersit niat yang menyimpang dapat membuat setiap langkah kita salah. Karena itu, kita harus menjaga pikiran dan tekad. Pikiran dan tekad kita harus dijaga dengan baik. Janganlah kita bersikap linglung. Banyak orang jaman sekarang tak dapat membedakan segala sesuatu dengan jelas.
Di zaman dahulu, Konfusius dan para cendekiawan lainnya juga sangat menjaga pikiran dan tekad mereka. Mereka selalu menjaga pikiran dan tekad dengan baik. Kita harus selalu melindungi kebajikan hakiki yang cemerlang ini. Artinya, kita harus selalu mencari tahu untuk memahami kebajikan hakiki yang cemerlang di dalam diri. Karena itu dalam menghadapi segala kondisi luar dan segala sesuatu pikiran kita harus sangat jernih. Setelah memahami segala sesuatu, kita juga harus berhati tulus dan berpikiran lurus. Kita harus berhati tulus. Dalam berinteraksi dengan sesama dan menangani satu masalah, kita harus menggunakan ketulusan hati.
Saya sering berkata bahwa kita harus membangkitkan ketulusan untuk bersumbangsih bagi sesama. Pikiran kita juga jangan ternodai. Kita harus mengembangkan potensi dan ketulusan hati untuk bersumbangsih. Ini juga merupakan cara untuk melatih diri. Dengan pikiran yang lurus dan hati yang tulus, maka apapun yang dilakukan, kita akan mendapat pengakuan dari banyak orang. Jadi kita harus memiliki ketulusan dan pikiran yang lurus. Inilah yang harus kita bina dari sekarang. Dalam hubungan antarsesama, kita harus membina keharmonisan dan bersikap penuh hormat. Antarmanusia hendaknya hidup harmonis dan penuh hormat. Anda telah membantu saya dan saya sangat bersyukur atasnya. Saat ada orang meminta bantuan, kita juga harus bersedia memberi bantuan. Dengan saling membantu dan mendukung, setiap orang dapat hidup harmonis dan bersatu hati. Saat hati setiap orang bersatu, maka kita dapat melewati setiap hari dengan gembira.
LENTERA PENUH CINTA KASIH
Di sebuah desa di Korea, para warga hidup sederhana. Kondisi hidup warga setempat tidak begitu baik. Di desa itu terdapat banyak gang kecil berkelok-kelok. Rumah disana juga sangat sederhana. Saat angin berembus, rumahnya seperti akan roboh. Diantaranya ada sebuah gang kecil yang berlubang, berkelok-kelok dan sangat sempit. Pada malam hari sering terjadi masalah di sana. Banyak orang yang tersandung disana.
Di ujung gang, tinggal sepasang lansia di rumah yang bobrok. Setiap senja, si kakek akan menyalahkan lentera di depan rumah. Sering terdengar si nenek bertanya. “ Sudahkah lentera di depan dinyalahkan ? “ Si Kakek selalu menjawab “Ini hal yang sangat penting“ “Bagaimana boleh tidak dinyalahkan ? “ Kedua lansia ini tidak bisa melihat. Dengan mata yang tak bisa melihat, untuk apa mereka menyalahkan lentera ? Ini karena mereka sering mendengar suara orang terjatuh karena menyandung sesuatu. Meski menyalahkan lentera atau tidak, tidak adanya bedanya bagi mereka, tetapi bagi orang yang dapat melihat, manfaatnya sangat besar.
Tahun itu, salju turun sangat lebat. Di lereng gunung, tinggalah seorang kakek. Kakek itu menarik sebuah gerobak yang berisikan arang yang sudah terpakai. Dia menariknya hingga depan rumah sepasang lansia itu dan menuangkannya ke sana. Perlahan-lahan dia menuangkan arang. Untuk menambal jalan itu hingga ke mulut gang. Pada kebesokan paginya, sepasang lansia itu menyadari ada orang yang menambal jalan sehingga jalan itu menjadi tidak licin. Mereka sangat berterima kasih. Salju yang turun begitu lebat ditambah dengan kondisi jalan yang sedikit menanjak membuat jalanan semakin licin. Mereka sangat berterima kasih kepada orang baik hati yang telah menambal jalan itu.
Lihatlah, ini sungguh kisah yang penuh kehangatan. Sepasang lansia dan kakek ini saling menghormati, saling mengasihi, dan mewujudkan cinta kasih. Beginilah kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga dapat bersumbangsih. Meski kita tak membutuhkannya, tetapi asalkan orang lain membutuhkannya, kita hendaknya bersumbangsih. Saat melihat sesuatu yang diinginkan, kita janganlah tamak dalam mengejarnya. Kita harus mengetahui kebutuhan orang lain dan menggunakan cara kita untuk berusaha memberi bantuan.
Dengan pikiran yang lurus dan keyakinan benar, maka jalan kita akan selamanya lurus. Jalan kita tidak akan terasa sulit. Setiap orang hendaknya memperpanjang tali cinta kasih untuk menapaki jalan menuju kesadaran. Antarsesama manusia hendaknya saling menghormati. Ini akan membentuk kepribadian kita seumur hidup.
Kisah ini sangat indah. Meski mata sepasang lansia itu tidak bisa melihat tetapi mereka tetap menyalahkan lentera untuk menyinari jalan bagi orang lain. Jalan di pegunungan juga sangat licin akibat salju yang tebal. Akan tetapi, demi sepasang lansia yang tak dapat melihat itu, kakek dari wilayah pegunungan itu menarik gerobak demi menambal jalan. Lihatlah, bukankah ini adalah hati Buddha ? Mereka hidup sederhana dan bersahaja, tetapi dapat melakukan hal yang penuh kehangatan. Dalam menjalani hidup ini, kita harus menerapkan keharmonisan dan rasa hormat. Dengan demikian, baru kita dapat menciptakan keharmonisan bagi dunia. Untuk itu, kita harus senantiasa bersungguh hati.
Demikianlah dituliskan kisahnya dari video Master Cheng Yen Bercerita – Lentera Penuh Cinta Kasih (057) https://youtu.be/AQHuN-noQbU
Master Cheng Yen Bercerita : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
Setiap Sabtu 18.30 WIB; Tayang ulang: Sabtu 22.00 WIB, Sabtu (Minggu berikutnya) 06.00 WIB
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva