Buddha membabarkan Dharma di dunia dengan sepenuh hati demi satu tujuan utama, yaitu membimbing kita menapaki Jalan Bodhisatwa. Menapaki Jalan Bodhisatwa berarti terjun ke tengah masyarakat.
Di dunia ini, terdapat banyak orang yang menderita. Setelah menerima ajaran Buddha, memahami kebenaran, dan menyerapnya ke dalam hati, hendaklah kita terjun ke tengah masyarakat untuk menolong orang-orang yang menderita serta membimbing dan mengajari mereka.
Membimbing mereka memperbaiki kehidupan mereka, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan mengubah kesesatan menjadi kesadaran, inilah tujuan kita yang sesungguhnya. Karena itu, hendaklah kita senantiasa bersyukur. Kita hendaknya mewariskan ajaran Buddha kepada generasi penerus kita. Yang terpenting, setelah mempelajari ajaran Buddha, kita harus bisa bersumbangsih di tengah masyarakat.
Saya mendengar para relawan kita berbagi pengalaman. Setelah pergi untuk bersumbangsih, mereka kembali untuk berbagi pengalaman bagai melimpahkan jasa. Saya mendengar mereka berbagi kesan dan pengalaman setelah bersumbangsih di tengah masyarakat. Dengan demikian, mereka bisa terus membimbing orang-orang dan membawa manfaat bagi orang banyak.
Saat berbagi tentang bagaimana mereka membawa manfaat bagi orang banyak, mereka dipenuhi sukacita dalam Dharma. Meski mereka berbagi dengan penuh kehangatan, tetapi kisah yang mereka bagikan sungguh memilukan.
Di sebuah negara, orang-orang menyerang orang lain dengan senapan dan terus mengejar targetnya. Setiap pemandangan yang terlihat di sana penuh dengan darah. Ada sebuah kisah yang teringat jelas dalam benak saya.
Ada seorang ibu hamil yang akan segera melahirkan. Demi melindungi anak dalam perutnya, dia terus berlari dengan sekuat tenaga bersama keluarganya. Suami dan anaknya juga berlari bersamanya. Anaknya berada di depannya, sedangkan suaminya berada di sampingnya. Melihat mereka tumbang satu per satu, dia tidak dapat berbuat apa-apa. Demi anak dalam perutnya, dia terus berlari dengan sekuat tenaga.
Setelah melewati perbatasan negara, dirinya pun tumbang. Setelah sang ibu tumbang, orang-orang di sana berusaha menyelamatkannya. Namun, sang ibu sudah tidak tertolong. Karena itu, mereka segera menjalankan operasi untuk mengeluarkan bayi dari dalam perutnya. Lalu, bagaimana dengan nasib bayi tersebut?
Sesuai aturan, mereka harus terlebih dahulu mengeluarkan pengumuman untuk mencari kerabatnya. Jika kerabatnya ditemukan, mereka dapat mengadopsinya. Jika tidak ada, barulah orang lain bisa mengadopsinya.
Ada seorang anggota komite kita yang putri dan menantunya telah menikah belasan tahun, tetapi belum memiliki anak. Setelah berdiskusi, mereka memutuskan untuk mengadopsinya. Kita bisa melihat bagaimana anak ini merayakan ulang tahunnya setelah diadopsi. Mereka menyalakan lilin di atas kue kecil. Anak ini sungguh menggemaskan.
Dia sangatlah beruntung. Ibunya berjuang keras melarikan diri untuk melewati perbatasan negara. Ibunya tewas, tetapi dia berhasil diselamatkan. Dia diadopsi oleh keluarga yang baik. Jadi, dia dibesarkan dalam keluarga yang baik.
Jadi, di tengah kisah-kisah yang memilukan, inilah bagian yang penuh kehangatan. Namun, anak ini telah kehilangan orang tua kandung dan saudaranya.
Sungguh, kehidupan penuh dengan kepiluan dan derita. Meski mereka berada jauh dari kita, kita tetap sangat memedulikan mereka. Meski terdapat perbedaan agama, itu tidak mengurangi perhatian kita terhadap mereka. Penderitaan di dunia ini sungguh tidak habis diceritakan. Bagaimana membebaskan orang-orang dari penderitaan? Dharma adalah satu-satunya solusi.
Saya selalu merasa bahwa ajaran Buddha sangat kaya dan mencakup segala aspek. Dengan memahami Dharma secara mendalam dan menyeluruh, kita dapat merangkul segala sesuatu di dunia ini. Di sini, kita hendaknya bersyukur dan bersukacita karena dapat mendengar Dharma dengan tenang. Jadi, setelah memperoleh sukacita agung dari Dharma, hendaklah kita menyadari budi luhur Buddha.
Buddha mengajari kita agar kita dapat memahami kebenaran secara menyeluruh. Jika dapat memahami kebenaran secara luas, secara alami kehidupan kita akan damai, bahagia, dan sejahtera, dunia pun akan penuh dengan orang baik. Sungguh, Buddha mengajari kita bahwa kita semua bisa menjadi orang yang membantu orang lain Betapa beruntungnya diri kita.
Sumber: Program Master Cheng Yen Bercerita (DAAI TV)
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, (DAAI TV Indonesia)