Master Cheng Yen Bercerita ” Kesabaran Raja Kerbau ” (024)
Hati, Buddha dan semua makhluk pada dasarnya tiada perbedaan. Selain manusia semua makhluk hidup sesungguhnya memiliki hakikat kebuddhaan. Semua makhluk yang memiliki kehidupan adalah setara. Namun, umat manusia selalu membedakannya dan menganggap mereka adalah makhluk rendah yang terlahir ke dunia untuk di perintah manusia, dimakan dan dimanfaatkan. Manusia memanfaatkan hewan untuk menjaga pintu, membajak sawah dan mengangkut barang. Manusia selalu menmanfaatkan semua makhluk hidup. Sesungguhnya, semua hewan memiliki hakikat murni yang sama seperti manusia. Berapa banyak perbedaan antara hakikat umat manusia dan hewan ? Hewan bekerja keras untuk kita, sebaliknya umat manusia memanfaatkan kekuatan mereka untuk memaksa para hewan bekerja.
Hati Buddha adalah penuh dengan cinta kasih dan welas asih yang setara. Dengan penuh cinta kasih dan welas asih, Buddha memandang semua makhluk secara setara. Melihat kondisi hidup semua makhluk, Buddha sungguh merasa tidak tega. Suatu kali Buddha berada di Vihara Jetavana untuk membabarkan Dharma. Hari itu, begitu Buddha duduk, sekelompok bhiksu langsung mendekat dan memohon kepada Buddha untuk menjelaskan mengapa semua makhluk hidup memiliki rupa yang berbeda-beda. Buddha lalu menceritakan sebuah kisah pada salah satu kehidupan-Nya.
Demikianlah kisahnya : https://youtu.be/Bhso-U4Yns0
Kemudian Buddha berkata kepada para bhiksu. “Tahukah kalian ? kawanan kerbau saat itu adalah yang duduk di hadapan-Ku sekarang”. “Raja kerbau pada saat itu adalah aku yang sekarang. Buddha Sakyamuni”. Melihat kisah ini, saya sungguh merasa bahwa setiap orang yang kita temui pada kehidupan ini memiliki jalinan jodoh dengan kita dikehidupan lampau. Karena itu, kita sungguh harus saling membantu dan mendukung. Berhubung sulit terlahir sebagai manusia dan memiliki jalinan jodoh untuk bertemu, kita hendaknya saling membimbing. Sila, Samadhi dan kebijaksanaan bisa melindungi hakikat kebuddhaan kita.
Dahulu raja kerbau itu adalah seorang praktisi tetapi karena tidak hati-hati ia kemudia terlahir sebagai kerbau. Mengapa kurang berhati-hati ? karena ia tidak menjaga sila. Dengan menjaga sila, maka secara alami kita bisa meneguhkan pikiran sehingga kita bisa melihat dan memahami segala kebenaran. Inilah kebijaksanaan. Dengan adanya kebijksanaan, kita tak akan melakukan kekeliruan. Jika tidak menjaga sila, begitu kurang berhati-hati mungkin kita akan terlahir di alam binatang. Karena itu, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus giat melatih dila, Samadhi dan kebijaksanaan tanpa celah.
Demikianlah dituliskan kisahnya dari video Master Cheng Yen Bercerita ” Kesabaran Raja Kerbau ” (024) https://youtu.be/Bhso-U4Yns0
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva