Master Cheng Yen Bercerita ” Bolak Balik Tujuh Kali ” (018)
Hari kita harus selalu tenang dan damai. Jika kondisi batin kita tak terpengaruh oleh orang, masalah dan segala sesuatu, maka kita akan selalu berpengertian dan penuh kedamaian. Inilah tujuan utama kita dalam melatih diri. Jadi kita harus selalu ingat bahwa setiap hari kita harus melindungi pikiran kita dari kondisi luar. Pikiran kita jangan terpengaruh oleh kondisi luar. Untuk itu, kita harus selalu bersungguh-sungguh. Setelah memahami segala prinsip kebenaran, hati kita akan bebas dari kemelekatan. Hati kita akan sangat damai dan bebas dari noda batin. Dengan demikian noda batin tidak akan timbul di dalam hati kita. Untuk itu, kita harus menyerap Dharma ke dalam hati dan memiliki hati yang murni dan jernih. kita harus memiliki keyakinan benar. Kita harus meyakini ajaran benar. Untuk membersihkan noda batin, kita harus memiliki keyakinan benar. Dengan keyakinan benar, kita bisa menumbuhkan banyak kebijaksanaan.
Di dalam Sutra Buddha ada sebuh kisah seperti ini,
https://youtu.be/cmrSnA-02s0?list=PLdLT6hiJTGxTiSroxl2kAYQhLt1mI6k0E
Ada seorang umat Buddha, setiap kali pergi ke vihara hal yang paling senang dilakukannya adalah melihat rupang Bodhisattva Manjusri. Melihat rupang Bodhisattva Manjusri dihiasi permata berharga dan memegang pedang kebijaksanaan pemutus noda batin, dia merasa beliau sangat berwibawa.
Dengan penuh kebijaksanan Bodhisattva Manjusri membimbingnya untuk memiliki hati yang murni dan bebas dari kemelekatan terhadap rupa. Saat menganut suatu keyakinan kita harus meyakininya dengan hati yang jernih serta tidak memiliki pamrih. Inilah yang sering saya katakan bahwa kita harus bersumbangsih tanpa pamrih. Selain tanpa pamrih, kita juga harus bersyukur.
Untuk memiliki keyakinan benar, kita jangan terpengaruh oleh waktu dan arah. Serta tidak terintangi oleh orang, hal dan segala sesuatu. Inilah yang disebut keyakinan benar. Tujuan kita adalah memahami kebenaran hidup agar tahu bagaimana berinteraksi dengan orang, bagaimana menangani suatu masalah, bagaimana menjaga pikiran agar tak tercemar. bagaimana menjalin jodoh baik dengan semua makhluk dan bagaimana berbagi ajaran Buddha agar bisa meresap ke dalam hati orang. Ini yang disebut roda Dharma.
Setelah memutar roda batin sendiri baru kita bisa memutar roda batin orang lain. Karena itu kita harus melatih diri dan mempraktikkan Dharma. Dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus sangat paham dan yakin. Kita harus memiliki keyakinan tanpa noda. Kita harus meyakini ajaran Buddha. Janganlah kita percaya pada takhayul, jangan diliputi noda batin, jangan ada keinginan untuk mengejar nafsu keinginan. Kita harus meyakininya dengan sepenuh hati, terus berfokus dan maju untuk menapaki Jalan Bodhisattva. Kita harus memanfaatkan waktu dan menggenggam jalinan jodoh untuk melakukan hal yang benar.