Saya sering berkata bahwa pertobatan membawa kemurnian. Benar, inilah yang sering diajarkan dalam Sutra Buddha, tidak peduli orang dan jalinan jodoh seperti apa yang kita temui. Saat bertemu jalinan jodoh buruk, kita hendaknya segera bertobat dan mengubah jodoh buruk menjadi jodoh baik. Untuk mengubah jodoh buruk menjadi jodoh baik, kita harus bertobat.

Jika bisa senantiasa bertobat, barulah kita bisa memupuk pahala dari kehidupan ke kehidupan. Jika kita bisa bersungguh-sungguh bertobat, melatih diri dengan tekun, menjalin jodoh baik dengan setiap orang, dan selalu berbuat baik, pahala kita akan terus terakumulasi. Dengan demikian, kita akan disertai berkah dan jodoh baik dari kehidupan ke kehidupan serta dapat mengubah tiga racun menjadi mempelajari, merenungkan, dan mempraktikkan Dharma.

Untuk itu, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus sangat waspada. Meski kita tengah melatih diri, tabiat buruk kita tetaplah ada. Begitu ketamakan terbangkitkan, kita hendaknya segera bertobat. Jika dapat membina kebiasaan untuk bertobat setiap waktu, kita dapat perlahan-lahan menghapus ketamakan, kebencian, dan kebodohan. Jadi, melatih diri berarti membina kebiasaan untuk bertobat.

Menghadapi kondisi luar seperti apa pun, kita harus segera bertobat. Jika bisa demikian, pertobatan dapat merusak segala kejahatan dan menumbuhkan kebajikan. Tiga racun sangat merisaukan karena dapat merusak segala kebajikan. Tiga racun merusak segala kebajikan dan yang dapat merusak segala kejahatan hanya satu, yaitu pertobatan. Pertobatan dapat melenyapkan segala kejahatan. Jika di dalam batin kita terdapat tiga racun, maka segala kebajikan akan dirusak olehnya. Jadi, kebajikan sangatlah penting.

Ada sepasang suami istri lansia yang hanya tinggal berdua di sebuah rumah. Dalam keseharian, mereka sangat baik hati. Mereka bukan hanya mengasihi sesama manusia, tetapi juga menyayangi hewan. Jadi, mereka sering merawat hewan liar. Jika ada hewan yang terluka, mereka akan merawatnya.

Tujuh tahun yang lalu, mereka menyelamatkan seekor anjing yang diberi nama Shana. Shana adalah seekor anjing besar yang berat badannya 70-an kilogram. Hidupnya bersama suami istri lansia ini penuh kehangatan. Di tengah badai salju pada bulan Oktober, suami istri lansia ini keluar untuk memeriksa apakah ada hewan yang kedinginan atau terluka.

Setelah mereka berjalan sekitar 50 meter, tiba-tiba bertiup angin kencang. Ada sebatang pohon besar yang dahan-dahannya diselimuti salju yang tebal. Tiupan angin kencang itu membuat pohon yang diselimuti salju yang berat akhirnya tumbang. Suami istri ini kebetulan berada di bawah pohon.

Saat pohon tumbang dan menimpa mereka, mereka kebetulan berada di celah pohon sehingga tidak terluka. Meski mereka tidak terluka, tetapi pohon itu sangat besar dan diselimuti salju. Mereka sudah lanjut usia dan tidak bertenaga untuk menyingkirkan pohon itu. Jadi, mereka terperangkap di antara dahan pohon dan salju. Bagaimanapun mereka berusaha, mereka tidak bisa menyingkirkan pohon itu.

Sekitar pukul 9 malam, salju turun makin lebat sehingga timbunan salju makin tinggi dan sangat berbahaya. Anjing ini pun keluar untuk mencari majikannya. Akhirnya, ia menemukan mereka. Namun, apa yang harus ia lakukan? Anjing ini sangat bijaksana.

Di bawah sebatang pohon yang berjarak tiga meter lebih dari majikannya, ia mulai menggali salju dengan sekuat tenaga. Setelah menggali lubang dalam jarak tiga meter itu, ia melewati lubang itu dan menggigit lengan baju majikannya untuk mengeluarkan mereka dari sana. Berhubung berat badan sang nenek hanya 30-an kilogram, ia pun menggendong sang nenek di punggungnya, sedangkan sang kakek berpegang pada kakinya. Kemudian, ia merangkak keluar dari sana.

Mereka bersusah payah pulang ke rumah. Setelah masuk ke dalam rumah, berhubung aliran listrik terputus, maka tidak ada penghangat ruangan. Karena itu, anjing ini menggunakan suhu tubuhnya untuk membawa kehangatan bagi suami istri lansia ini. Berkat kehangatan dari anjing ini, suami istri ini bisa bertahan hingga pagi.

Saat tim damkar keluar untuk berpatroli, mereka tahu bahwa di rumah itu ada sepasang suami istri lansia dan aliran listrik terputus. Jadi, mereka pun datang untuk memeriksa keadaan mereka. Saat masuk, mereka melihat anjing ini berbaring bersama suami istri lansia ini. Anjing yang menyelamatkan majikan dengan berani ini memperoleh penghargaan di Amerika Serikat, yakni Citizens for Humane Animal Treatment’s Hero’s Award.

Penghargaan ini diberikan kepada anjing ini demi mendorong orang-orang untuk menyayangi hewan. Penghargaan ini semula hanya diberikan kepada manusia yang melakukan hal yang heroik. Namun, dilakukan pengecualian untuk kali ini untuk mengingatkan orang-orang menyayangi hewan dan memperlakukan hewan seperti manusia karena hewan juga bisa menyelamatkan manusia.

Ada banyak orang yang meminta tanda tangan Shana, tetapi sang kakek berkata, “Shana tidak bisa menulis, tetapi ia bisa memberikan cap telapak kakinya.” Jadi, banyak orang yang pergi demi mendapatkan cap telapak kaki anjing ini. Semua orang sangat gembira. Kisah ini sungguh penuh kehangatan.

Mengapa suami istri lansia ini bisa tertolong? Tentu saja karena kebajikan mereka. Tujuh tahun lalu, mereka menyelamatkan anjing ini serta mengasihi dan memperlakukannya seperti anggota keluarga sendiri. Berhubung menabur benih kebajikan dan menjalin jodoh baik, mereka pun menuai buah yang baik.

Jadi, kita perlu tahu bahwa kebaikan akan berbuah baik dan keburukan akan berbuah buruk. Hanya kebaikanlah yang dapat mengikis keburukan. Singkat kata, dengan senantiasa bertobat, barulah hati kita bisa senantiasa murni. Dengan adanya pertobatan, kita tidak akan diselimuti kegelapan batin. Jadi, kita harus bertobat karena pertobatan membawa kemurnian.